Mereka Yang Kusayang Part III : Damia Hana Mazidah

2 tahun setelah kelahiran si nomor 6, Alhamdulillah The RSW Family “kedatangan” anggota baru, seorang bidadari kecil nan cantik, yang kami beri nama : Damia Hana Mazidah. Si nomor 7 ini lahir dengan persalinan normal pada tanggal 13 Oktober 2011, pukul 14.40 WIB, di RSIA Hermina Bekasi, sekali lagi dengan bantuan dokter spesialis kandungan bertangan dingin dr. Dwi Rasyanti, SpOG (gak bisa ke lain hati dok 😀 ).

Berbeda dengan kakak-kakaknya yang hari kelahirannya mundur dari hari perkiraan lahir (HPL),  proses persalinan dik Damia 1 hari lebih cepat dari HPL nya. Dengan panjang 50 cm dan berat badan 3744 gram, Alhamdulillah proses persaliannnya cukup lancar, tapi sayang dik Damia belum bisa langsung pulang bersama umi,  masih harus tinggal dan dirawat di rumah sakit karena pulse nafasnya belum ideal.

Setelah hampir satu minggu dirawat di ruang Perinatologi, akhirnya dik Damia pun bisa pulang ke rumah. Wah senangnya para kakak menyambut adik cantiknya ini 🙂 Damia Hana Mazidah : seorang anak perempuan yang kuat dan menambah berkah bagi keluarganya, adalah doa kami kepada Nya dik…welcome to RSW Family. We love  u  !

Belajar Berjiwa Besar

Sekitar tahun 2001-2003, saya sekeluarga masih berada di Saitama, Jepang, dalam rangka mengikuti suami yang tugas belajar di Saitama University. Pada saat itu kebetulan suami sedang diamanahi menjadi Ketua PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di Jepang, sebuah organisasi yang memwadahi para pelajar/mahasiswa yang sedang belajar di Jepang. Di sela sela kegiatan perkuliahan yang padat, juga kegiatan kegiatan luar kampus , serta 2 orang anak yg sudah terlahir ;)tak kalah tuk meminta perhatian, saya tahu benar bagaimana suami saya berusaha memberikan kemampuannya dengan maksimal untuk menjalankan amanah yang telah diterimanya. Continue reading

Recycle Baby’s Shop

Tergelitik saat seorang teman bertanya kepada saya tentang pengalaman membelikan sepeda untuk anak pertama kali. Memang, semua yang berbau “pertama kali” bisa jadi adalah kenangan yang tak terlupakan 😉 Tersenyum sendiri, sambil mengingat saat pertama kali membelikan Mas Irsyad sepeda kecilnya, dulu, di Saitama ….. Continue reading

New Released in 2009 ! Mereka Yang Kusayang Part II

mahdanAlhamdulillah, di tahun 2009 ini  ternyata Allah masih mempercayai kami akan amanah Nya, seorang bayi laki laki, setelah 3 kali berturut turut 3 bidadari cantik menghiasi rumah kami. Mujaddid Ilman Mahdan. Si nomor enam.  Dik Mahdan, lahir di RS Haji Jakarta pada tanggal 23 Juni 2009. Untuk ketiga kalinya dr. Dwi Rasyanti, SpOG membantu umi dalam proses persalinannya. Walaupun dengan agak susah payah, Alhamdulillah dik Mahdan lahir normal dengan berat badan  yang memecahkan rekor berat badan anak-anak umi lainnya, 4,5 kg ! subhanallah 🙂

Kali ini tanpa Abi di sisi umi, karena harus mengisi seminar di Semarang, umi ditemani tante Rina dan om Catur, terima kasih ya Om, tante  🙂 Proses persalinan dik Mahdan tidak berlangsung lama, jam 1 pagi umi tiba di RS pada pembukaan 5, jam 2.45 lahirlah anak laki laki umi dan abi yang ganteng dan gagah ini 🙂

Seorang mujaddid, seorang pembaharu yang memiliki wawasan ilmu yang luas, itulah doa yg umi dan abi panjatkan di balik nama yang telah diberikan. Semoga Allah SWT mengabulkan doa abi dan umi..amiin. Welcome to the RSW family dik Mahdan …we love u !

Ibu Sudah Tidak Ada

Tulisan ini sebenarnya saya tulis untuk memenuhi ajakan Mbak Asma Nadia di facebooknya, untuk membuat buku tentang pengalaman menghadapi kematian orang yang dicintai. Tetapi, berhubung sudah terlalu lama ngendon di folder document laptop saya, akhirnya saya putuskan untuk mempublishnya di blog.

iluvumom1Kami sekeluarga tinggal di Semarang, kota kecil ibukota Jawa Tengah yang berudara panas. Ayahku adalah seorang pegawai negeri di salah satu instansi Departemen  Keuangan. Ibuku seorang ibu rumah tangga sejati, tinggal di rumah, mengurus rumah dan anak-anak. Saat itu aku adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. 2 orang kakak laki-lakiku, yang seorang 1 tahun dan seorang lagi 3 tahun lebih tua dariku. Kami adalah keluarga yang bahagia. Continue reading

Enak di mana ?

Setelah 7 tahun mendampingi suami studi di Jepang, tahun 2004 akhirnya kami sekeluarga kembali ke tanah air, membawa segala kenangan yang indah maupun sebaliknya, suka duka perjalanan hidup kami selama di Jepang. Sekian lama tinggal di negeri Sakura, negeri Matahari Terbit, salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan oleh relasi, teman, saudara adalah : enakan mana mbak? di Jepang atau Indonesia ? Hmmm … pertanyaan yang sulit. Jepang dan Indonesia adalah 2 negara yang memiliki banyak sekali perbedaan. Musim, adat istiadat, makanan, karakter manusia, dll. Saya akan coba menjawabnya di sini dengan membaginya menjadi 2 bagian, enak dan tidak enaknya tinggal di Jepang.. Continue reading

Sabishii

Kesepian. Mungkin lebih tepatnya lagi adalah rasa kehilangan akan sesuatu yang biasa kita lakukan, kita temui, kita rasakan. Banyak kan yang punya perasaan seperti ini? Ada yang sabishii karena ditinggal suami ke luar kota 😉 atau karena ditinggalkan seorang sahabat dekat, mungkin juga karena sedang patah hati. Tapi saya bukan lagi patah hati lho 😀 Sekali lagi saya merasakan sabishii, karena tiba waktunya menyapih si kecil berhenti minum ASI. Kenapa sabishii sih? Continue reading

What is in the name

Mungkin maksud Anda adalah: sulistiani wulandari. Kalimat itulah yang akan muncul ketika saya tuliskan nama lengkap saya ke dalam kotak search Google. Sejak pertama kali masuk sekolah, SD,SMP,SMA hingga kuliah, kesalahan pengucapan atau penulisan nama, sudah biasa saya alami. Ketika guru atau dosen mengabsen, kerap kali saya menyampaikan ralat atas pengucapan nama saya yang salah. Sulistiani, dalam bahasa Jawa berarti indah/keindahan, adalah nama yang umum digunakan bagi anak perempuan. Sulihtiani, kata pertama dari dua kata yang membentuk nama saya memang terasa aneh didengar telinga 😉 Tidak heran bila Google mempertanyakan kebenarannya, karena ketidaklazimannya digunakan. Di usia di mana saya mampu dengan benar menuliskan nama lengkap saya, kepada orang tua tidak lupa saya tanyakan arti dari nama itu. Continue reading

Busyro : Naik Kelas dan Khitan

Tidak ada alasan untuk tidak menulis, itu dogma yang sering dilontarkan oleh suami tersayangdi rumah. Tapi apa daya, keinginan menulis kadang harus mengalah oleh kesibukan-kesibukan saya di rumah. Lebih lagi, saya termasuk tipe yang membutuhkan waktu dan ruang yang comfortable untuk menulis, dan itu sangat jarang saya bisa dapatkan. Berbeda dengan membaca, yang bisa dilakukan dalam keadaan yang kurang comfortable sekalipun. Itulah sebabnya, frekuensi saya menulis di blog mungkin tidak bisa menyamai blogger lain yang produktif menulis di blognya. Continue reading

Muslimah Jepang Itu…

Pada suatu hari di Masjid Otsuka, Tokyo, Jepang, selesai mengikuti majelis taklim khusus muslimah, saya bercakap-cakap dengan seorang muslimah Jepang, sebut saja namanya Fulanah. Percakapan kami dimulai dengan pernyataan Fulanah kepada saya : “ Wulan san, saya iri lho kepada saudara-saudara muslimah dari Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Malaysia dan negara-negara Islam lainnya. Mereka telah memeluk Islam sejak lahir. Sejak kecil telah diajarkan nilai-nilai Islam. Telah beribadah sepanjang hidupnya. Fasih membaca Al Qur’an. Tentu mereka telah memperoleh pahala yang sangat banyak atas segala ibadah dan amal yang telah dilaksanakannya”. Continue reading