Sabishii

Kesepian. Mungkin lebih tepatnya lagi adalah rasa kehilangan akan sesuatu yang biasa kita lakukan, kita temui, kita rasakan. Banyak kan yang punya perasaan seperti ini? Ada yang sabishii karena ditinggal suami ke luar kota πŸ˜‰ atau karena ditinggalkan seorang sahabat dekat, mungkin juga karena sedang patah hati. Tapi saya bukan lagi patah hati lho πŸ˜€ Sekali lagi saya merasakan sabishii, karena tiba waktunya menyapih si kecil berhenti minum ASI. Kenapa sabishii sih?

Ikatan batin seorang ibu dan anaknya telah terjalin sejak tumbuhnya sebuah kehidupan baru dalam rahim ibu. Normalnya, sejak pertama mengetahui adanya janin yang tumbuh dalam rahimnya, maka hormon kasih sayang ibu akan mulai berkerja, kecuali kasus-kasus tertentu, wallahu alam. Bagai seekor burung yang sedang mengerami telurnya, seorang ibu yang sedang mengandung janinnya, akan setia memberikan kehangatan cintanya. Menjaganya dari segala mara bahaya. Berhati-hati dalam segala tindakannya, memperhatikan asupan gizi makanannya, sehingga yang terbaiklah yang akan diterima oleh makhluk hidup baru dalam rahimnya. Sungguh Maha Besar Allah yang telah menciptakan mekanisme kehamilan pada diri wanita, sehingga janin bakal manusia yang masih sedemikian rapuh, berlindung aman di dalam kantung gestasi dalam rahim seorang wanita. Air ketuban yang melingkupinya memberinya kehangatan, menjadi tameng dari gerakan yang membahayakannya. Tali pusat yang menghubungkannya dengan placenta, menjadi sumber kehidupannya selama di dalam alam kandungan. Apa yang dimakan ibu, itu pula yang akan diasup oleh janinnya.

Selama proses kehamilan yang mencapai 9 bulan 10 hari itu, terjadi interaksi mendalam antara ibu dan janinnya. Berenang dalam kubangan air ketuban di dalam rahim, bukan berarti janin tidak mendengar atau merasakan. Setiap perubahan emosi ibu akan berpengaruh terhadap psikologis janin kelak di kemudian hari. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi ibu yang sedang hamil untuk menjaga kestabilan emosinya. Sungguh ada perasaan yang tidak terlukiskan, ketika merasakan janin bergerak untuk pertama kalinya. Ketika tangan ibu mengelus perutnya, maka si janin akan bereaksi. Ketika ibu sedang bekerja, berjalan ke sana ke mari, maka si janin akan tidur tenang seakan-akan dibuai dalam ayunan. Saat ibunya merebahkan tubuhnya untuk beristirahat, si janin akan memberontak, terbangun dari tidurnya, buai aku lagi ibu ! πŸ™‚

Tiba saatnya melahirkan. Tak henti-hentinya mulut ibu menyenandungkan doa, akan keselamatan bayinya, tak pernah terpikirkan keselamatan dirinya sendiri. Waktu demi waktu, ketika kontraksi itu datang, semakin lama semakin cepat, semakin lama semakin nyeri. Dan ketika hasrat keduanya untuk saling bertemu telah menyatu, kepala….pundak…badan…dan akhirnya lengkaplah sesosok bayi itu muncul di dunia. Tangis kedinginannya, kencang, bagaikan musik yang indah. Alhamdulillah, selamat datang di dunia anakku…

Ketika tali pusat dipotong, maka selesai pula periode alam kandungan bagi keduanya. Apakah ikatan itu juga terputus? Tidak. Sekali lagi Allah menunjukkan kebesarannya. Dengan keluarnya janin dari rahimnya, maka saat itu hormon kasih sayang ibu berpindah ke kedua sumber kehidupan bagi bayinya. Perlahan-lahan air kehidupan itu mengalir, mendesak-desak, menunggu sebuah mulut mungil yang akan menghisapnya. Dan ketika kedua anak beranak itu dipertemukan kembali, ketika mulut mungil itu perlahan-lahan mencoba menghisap sari kehidupan, saat itulah tersambung kembali ikatan keduanya yang beberapa saat lalu sempat terputus.

Tiada henti kita memuji kebesaran Allah. Mekanisme menyusui ini menjadi pola interaksi yang dahsyat, tiada duanya di dunia. Tiada kedekatan hubungan yang dapat menandingi kedekatan seorang ibu ketika menyusui anaknya. Kontak tubuh, menjadikan si bayi familiar dengan bau tubuh ibunya. Sebulan pertama dalam kekaburan pandangan matanya, bau tubuh ibunya menjadi obat yang manjur mengobati kegelisahan hatinya. Kontak mata, tanpa kata-kata, tetapi menyiratkan sejuta makna. Sedih, senang, sayang, dan sejuta bentuk emosi lainnya tersirat dalam pancaran mata. Ketenangan, kasih sayang, kedamaian seorang bayi mungil dan lemah diperolehnya dalam dekapan dada ibunya.

2 tahun, dan akhirnya anak memasuki fase baru dalam hidupnya. Siap menjadi seorang yang mandiri. Pada fase ini, hormon kasih sayang ibu akan berpindah kepada lembut tutur katanya, pelukan hangatnya, genggaman tangannya, menuntun anaknya menjadi makhluk Tuhan seutuhnya. Sabishii, karena tidak ada lagi yang menggelayut manja di dadanya. Sabishii karena mata kecil itu tidak lagi lama tertancap di matanya. Sabishii karena tangan mungil itu tidak lagi membelai pipinya saat ada dalam dekapan dadanya.Tapi kasih sayang ibu akan tetap menemani setiap langkah sang anak dalam menapaki kehidupan ini.

β€œPara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan, dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233).

23 thoughts on “Sabishii

  1. edratna September 11, 2008 at 5:17 am Reply

    Saya bisa membayangkan ini….ketika si sulung sudah tak mau menyusu lagi saat berumur 2 tahun (ternyata sebulan kemudian saya mengandung anak kedua).
    Ada rasa yang hilang…ya hubungan ibu dan anak saat dia menyusu, sangat intens, tak bisa dijabarkandengan kata-kata.
    Tapi waktu terus berjalan, dan kita harus melatih kemandirian anak, demi masa depannya.

  2. dr Didi K SpOG September 11, 2008 at 12:09 pm Reply

    Postingannya buat airmata menetes nich mbak wulan…sorry sdh lama nggak berkunjung…banyak email konsul yg masuk…jadi tiap online habis buat balas email….Mbak buat donk shoutboxnya…biar lebih gampang berinteraksi…lagian nggak semua pengunjung bisa kasi komen…

  3. Via September 11, 2008 at 12:27 pm Reply

    Tadinya kufikir, mengandung, melahirkan dan menyusui itu sakit dan hanya menyiksa perempuan. Tapi ternyata, ada makna lain yang tersirat didalamnya. Cinta dan kasih sayang itu Memusnahkan rasa sakit, nyeri dan perih yang dirasakan sang ibu. Maafin pia mah… Pia sayang mamah…

  4. Romi Satria Wahono September 11, 2008 at 1:04 pm Reply

    ganbatte mi πŸ™‚

  5. unisa September 12, 2008 at 10:28 am Reply

    semoga rasa sepinya segera terobati ya ummi.. πŸ™‚
    saya juga pernah mengalami, waktu si kecil mogok menyusu padahal baru 3 bulan usianya.. Sediiiiiiiiiih sekali rasanya

  6. Syamsuddin Ideris September 12, 2008 at 12:17 pm Reply

    Salam blogger…
    Kunjungan dari Pedalaman Kalimantan.
    Mohon izin mampir, baca-baca dan ngelink blog nya ya…!

    Jabat Erat,
    Syamsuddin Ideris

    Kandangan-HSS-Kalsel.

  7. sweetstrawberry September 12, 2008 at 4:51 pm Reply

    Subhanallah… betapa besar pengorbanan sang Ibu untuk melahirkan putra-putrinya.. Setara dengan jihad.. ^_^

    Oh, ya.. Bu Wulan dapat award nih.. hehe.. diterima yah Bu..

    http://sweetstrawberry.wordpress.com

  8. sweetstrawberry September 12, 2008 at 7:52 pm Reply

    Hubungan batin antara Ibu dg sang anak jg begitu kuat. Betapa besar pengorbananmu Ibu… T_T
    Mungkin ketika suatu saat nanti kami menjadi seorang ibu.. akan bs merasakan hal seperti itu..
    Jazakillah atas sharingnya.. Mencerahkan πŸ˜‰

  9. wulan September 12, 2008 at 10:50 pm Reply

    #edratna : Kalau bu enny tentu telah mengalami “sabishii-sabishii” yang lebih banyak. Ketika ditinggal anak kuliah ke luar kota, ketika anak menikah, ke luar negeri….saya banyak belajar dari ibu πŸ˜‰

    # dr Didi K, SPOG : He he he…dokter bisa aja, yang begini ini mah dokter malah udah dapat teorinya ya dok… πŸ˜‰
    Shoutbox ya dok, ntar deh saya utak atik dulu πŸ˜€

    # via : Maha Besar Allah, yang telah mengamanahi wanita untuk mengandung dan menyusui. Walaupun disebut makhluk yang lemah, tetapi wanita menyimpan kekuatan dahsyat, kesabaran hampir tiada batas, dan kasih sayang melimpah.

    # RSW : ganbarimasu πŸ˜‰

    # unisa : ya, saya pernah mengalami seperti itu. Kalau tidak karena suatu penyakit, biasanya saya biarkan sampai dia kelaparan, jadi tidak bakal menolak bila disodori πŸ˜‰

    # Syamsuddin Ideris : Salam kenal pak, salut dengan bapak guru yang walaupun di pedalaman tetapi eksis di dunia maya.

    # sweetstrawberry : Terimakasih atas penghargaan yg diberikan kepada saya. Walaupun saya merasa bukan orang yang tepat untuk menerimanya, tetapi penghargaan ini Insya Allah akan saya jadikan sebagai cambuk agar saya lebih rajin menulis dan meningkatkan kualitas tulisan saya.
    Menjadi Ibu, suatu anugerah terindah, it’s amazing to become a mother πŸ™‚
    (ini shoutout di fs saya πŸ˜€ )

  10. SQ September 13, 2008 at 8:02 pm Reply

    Saya jadi terharu dan ingat rumah. Seperti itukah rasanya ibu dulu. Melahirkan dan menumbuhkembangkan.

    Salam dari Suara Qolbu

  11. Tatas Wicaksono September 15, 2008 at 11:55 pm Reply

    Ah, seperti itu pulalah ibu saya..:)
    Yup, it’s amazing to become a mother, cuman seorang ibu yang bisa merasakannya,
    tar calon istriq harus seperti ini pula.huehuehe πŸ˜€

  12. h4rryb0w0 September 22, 2008 at 8:46 am Reply

    well done..
    jadi pengin ikutan nulis-nulis nih..

  13. wulan September 22, 2008 at 7:56 pm Reply

    # SQ : Salam kenal…

    # Tatas Wicaksono : amiin…semoga dianugerahi muslimah yang shalihah πŸ™‚

    # h4rryb0wo : thanks har. Ayo nulis…ayo nulis πŸ˜€

  14. Abahnurul October 10, 2008 at 1:29 pm Reply

    Salam Kenal Mbak,

    Subhanallah, mungkin itu sebabnya Permaisuri di rumah masih ingin terus nambah pasukan. (Baru empat katanya.. ).

    Minta ijin untuk ngelink ya..

  15. hakimaza October 16, 2008 at 10:34 am Reply

    Afwan nih OOT. Kok lama tidak di update mbak?

  16. pututik October 18, 2008 at 2:31 pm Reply

    Begitulah hakikatnya seorang suami sudah seharusnya mengerti apa itu cara ma’ruf untuk nafkah ini dalam lahir batin. Pekerjaan dan Ibadah kadang melupakan kita pada ibu bahkan istri, dari situlah busur dipersiapkan untuk tepat ke sasaran akhir yaitu bahagia dunia akhirat. Jika Suami sebagai pengendali panah salah arah, apalah arti harta berlimpah jika ibadahnya jadi sia-sia.

    Berilah ASI pada keturunanmu wahai para ummi, semoga Allah SWT menjadikan mereka keturunan yang kuat, cerdas dan bertakwa. Bagaikan prajurit yang berperang dengan kudanya.

  17. wulan October 22, 2008 at 10:54 am Reply

    #Abahnurul : salam untuk ibu di rumah πŸ™‚
    silahkan, saya link juga ya…

    #hakimaza : hehehe…maklum, di rumah sibuk banget, thanks anyway.

    #pututik : setuju… πŸ™‚

  18. bune radya October 31, 2008 at 6:55 am Reply

    saya juga mau nyapih ni Bu, Radya dah 20 bulan, bentar lagi kan? gimana Bu tips nyapihnya?
    Tapi benar juga sih, meskipun baru anak pertama, kekhawatiran akan sabishii saya rasakan juga 😦

  19. putri November 12, 2008 at 2:31 pm Reply

    Assalamu’alaikum, salam kenal πŸ™‚ Blognya saya link, boleh yaaa..Terima kasih. Btw, saya juga mau nyapih anak ke-3 saya nih bu sudah 2 tahun 3 bulan, rasanya masih susah, tertunda terus. Sampai ayahnya bilang, kayaknya ibunya juga harus disapih nih.., gimana lagi karena bagaimanapun sudah terjalin ikatan yang erat selama 2 tahun dengan menyusui. Boleh share tips menyapihnya bu, terima kasih

  20. alfirdausi December 24, 2008 at 1:25 pm Reply

    Aslmkm…salam kenal.saya ummu Za. Btw, iya…ikatan bathin ibu dan anak itu adalah karunia terindah yang Allah berikan..waktu menyapih anak pertama…malah saya yang merasa`tidak ingin menyapihnya..he he…tapi, sunnatulah harus berjalan…alhamdulillah…dengan niat yang kuat..saya berhasil menyapihnya ketika usia 2 tahun 3 bulan…Wah…hari-hari pertama setelah disapih..kami seolah-olah saling kehilangan..hik-hik…tapi…akhirnya alhamdulillah dimudahkan Allah.Anak kedua saya sekarang sudah 22 bulan…berarti saya juga harus siap-siap lagi nih….mudah2an dimudahkan lagi… !

  21. ummi ghina May 9, 2009 at 1:34 pm Reply

    ass wr wb ,mba, wulan baca artikel ini m”bulatkan tekad saya utk m”nambah momongan lagi.kangen ama saat2 m”nyusui,apalagi mlihat tumbang anak,emang ga tega m”nyapih tp hrs dlakukan tuk mkmandirian anak. salam kenal……..

  22. mazroel August 31, 2009 at 5:13 am Reply

    Subhanallah

  23. imel January 14, 2010 at 5:01 pm Reply

    Airmataqu menetes jd inget my baby vio dirumah.sedih rasanya krn vio dah gak mau nyusu lggs dr aq skrg asi ku jd berkurang.sedih,kecewa,sakt rasanya.takut kalau2 vio gak ada ikatan bathinnya sama aq krn dah gak nyusu

Leave a reply to dr Didi K SpOG Cancel reply