Kami ga nai no ?

Mengenakan jilbab (kerudung ) di Indonesia, bukan merupakan suatu hal yang aneh. Bahkan jilbab sekarang sudah menjadi trend di tanah air, seiring dengan banyak munculnya produsen jilbab dengan berbagai bentuk dan model jilbab.

Berbeda halnya di Jepang, wanita mengenakan jilbab adalah pemandangan langka. Tidak heran setiap bertemu dengan orang Jepang, mata mereka akan agak lebih lama menatap pemandangan ” langka” itu. Kadang-kadang saya ditanya, ” Surilangka jin desu ka ? “..orang Srilangka ya ? πŸ˜‰ Atau suatu saat, di supermarket, seorang bocah cilik bertanya, ” Atsui janai no ? “…apa gak panas ? serta banyak lagi pertanyaan dan komentar yang ditujukan kepada saya sehubungan dengan jilbab yang saya pakai.

Suatu siang Oyaasan (pemilik apartemen) datang ke rumah kami untuk menghadiahi kami sekeranjang bawang bombay hasil kebun di halaman rumahnya. Setelah sedikit berbincang, dan beliau akan mengakhiri pembicaraannya, tiba-tiba beliau bertanya…ano ne, chotto shiritai dakedo, anata wa kami ga nai no, dakara sonna sukarufu (sambil menunjuk jilbab) de atama o kaburu ?..maaf ya..saya kok pengin tahu…apa anda gak punya rambut (gundul)…makanya pakai kerudung di kepala ? Sebentar saya terdiam, penginnya sih ketawa, tapi kok ya kurang sopan, akhirnya saya menjawab..iie..sonna koto wa nai desu..kore ga Isuramu no bunka desu kedo…kami ga mochiron arimasu yo…ooh tidak, bukan begitu,ini adalah ajaran Islam, tentu saja saya punya rambut. Fyi, pendeta/biksu wanita di Jepang biasanya menggunduli rambut di kepalanya, kemudian mengenakan kerudung untuk menutup kepalanya. Selanjutnya kami tertawa bersama, dan beliau pun segera berpamitan, sambil meminta maaf…sumimasen ne πŸ™‚

10 thoughts on “Kami ga nai no ?

  1. Tatas Wicaksono May 8, 2008 at 12:09 am Reply

    Waduw, kok ada2 aja si Oyaasan, bisa aja nanya begituan..
    Saya jadi ikut ketawa, hehehe.. πŸ˜€

  2. wulan May 8, 2008 at 9:32 am Reply

    #Tatas Wicaksono : Iya lho, saya juga heran, biasanya orang Jepang sungkan untuk bertanya hal2 yang pribadi seperti itu. Mungkin karena Oyaasan udah akrab banget dengan kami, udah seperti dengan ibu sendiri, jadi gak sungkan πŸ™‚

  3. Lina May 19, 2008 at 7:23 pm Reply

    Hehehe, orang Jepang lucu juga ya πŸ™‚
    Tapi, jadi pingin belajar bahasa Jepang Nich… πŸ˜›

  4. wulan May 21, 2008 at 10:08 am Reply

    #Lina : pengin belajar bahasa Jepang? kenapa tidak πŸ™‚

  5. Zulle May 21, 2008 at 4:19 pm Reply

    Assalamualaikum,

    Hehhe..pengalaman yang mirip, karena saya juga berkerudung banyak yang bertanya apa saya punya rambut gak hehhe…namun saya gak bisa nahan ketawa, lha yang bertanya salah satu prof yang terkenal hehhe. Selain itu awal awal sering dipanggil fundamentalis muslim. Alhamdulillah dengan berjalannya waktu mereka dah paham. Mereka dah paham kita harus sholat, puasa, gak boleh makan babi dan minum khmr.

    Wassalam

    Zulle, Taipei

  6. wulan June 2, 2008 at 1:59 am Reply

    #Zulle : Selamat berjuang di negeri orang mbak πŸ™‚

  7. ukhtiy June 3, 2008 at 7:08 am Reply

    assalamu’alaykum…
    subhanallah… saya sebenernya kepwingin banged bisa kuliah d jepang,, tapi akhirnya agak menurunkan keinginan itu… gara” takut kalo sampe sana harus ngerelain jilbab tersayang…

    jilbab kan yang buat muslimah merasa berharga, tol gag??
    wass.

  8. wulan June 6, 2008 at 11:31 am Reply

    #ukhtiy : wa’alaikumussalam warahmatullahi wabaraktuh. Kenapa takut, banyak kok muslimah berjilbab yang kuliah di Jepang, dan Alhamdulillah tidak ada yang sampai harus melepas jilbabnya, umumnya orang Jepang bisa memahami bahwa berjilbab itu tuntunan agama.

  9. hadi May 26, 2009 at 10:54 pm Reply

    hehe… lucu juga mba’..
    jadi pengen ke jepang saia..

  10. Noe January 26, 2010 at 5:57 pm Reply

    πŸ˜€ hehehe seru n lucu ceritanya..

Leave a reply to wulan Cancel reply